Thursday, October 23, 2014

Belajar menjadi Ibu...



Sejak bulan Mei 2014 lalu, kami (baca: Bunga & uda Amril) sepakat untuk mengasuh anak dari abang ipar (baca: Da Hamdy). Namanya Keyza, lengkapnya Aghni Keyza Hilyati Habib. Sebelum bercerita lebih jauh soal Keyza, saya akan cerita sedikit tentang latar belakang keputusan pengasuhan anak ini. Tadinya kami ada niatan untuk adopsi anak, berhubung udah 4 tahun menikah dan belum memiliki anak. Walaupun udah ke dokter dan berdasarkan hasil USG, kondisi rahim saya dinyatakan dokter 'bersih', space cukup besar, dan kondisi rahim benar-benar baik-baik saja serta siklus haid tidak bermasalah, mungkin kurang istiqomahnya kami konsul ke dokter jadi salah satu penyebab lambatnya rezeki 'keturunan' ini. Dan juga kami konsul ke beberapa dokter yang berbeda. Sedangkan ada juga teman yang menyarankan untuk fokus konsultasi ke satu dokter saja. Serta kemungkinan penyebab lainnya adalah kesibukan kami berdua yang nyaris full agenda setiap pekannya. Sebenarnya kami ada niatan untuk cuti alasan penting selama 1 bulan, khusus untuk program medis memiliki anak, namun uda Amril merupakan salah satu pegawai andalan di kantornya, sering lembur dan mengerjakan pekerjaan perencanaan+keuangan+ke lapangan+pekerjaan borongan lainnya. sehingga tidak memungkinkan untuk cuti. Semoga beberapa tahun ke depan bisa direalisasikan. Aamiin....

Bagi readers yang udah berkeluarga, tentunya sangat menyadari pentingnya kehadiran seorang anak, terutama sebagai perekat hubungan pasutri. Kami pun demikian, sejak tahun ke-dua pernikahan, mulai merindukan kehadiran buah hati. Tahun ke-3 mulai terasa kehampaan dan kekosongan yang seharusnya diisi oleh canda tawa anak-anak di rumah. Selain ke dokter, kami juga sempat mengkonsumsi herbal. Baik herbal semisal kurma muda (baik original ataupun berbentuk serbuk), Lutena, herbalife, rumput india+habbatus sauda, dan lain sebagainya udah melengkapi ikhtiar kami. Namun hingga memasuki tahun ke-empat pernikahan kami masih belum dikaruniai anak, dan mulai keinginan untuk mengadopsi anak. Awalnya ingin mengadopsi anak bayi, saya udah menghubungi beberapa teman yang berprofesi sebagai dokter atau pun bidan, tapi ternyata dari pihak keluarga saya kurang setuju dengan adopsi bayi. Lalu saya menghubungi keluarga besar saya yang domisili di Padang, apakah ada yang berkenan untuk menitipkan hak asuh anaknya ke saya dan suami, ternyata tidak ada yang bersedia. Kemudian ada tawaran dari pihak keluarga suami, Da Hamdy dan mba' yani yang baru direpotkan dengan kelahiran anak ke-3, sehingga menawarkan anak ke-2 mereka (baca: keyza) untuk diasuh oleh kami. Keyza juga sebelumnya udah lumayan dekat dengan saya. tiap kami berkunjung ke Dharmasraya, udah kompak sama saya. Sebenarnya kami merasa tidak enak dengan saudara-saudara uda yang lain yang juga belum memiliki anak (uda 6 bersaudara, sudah berkeluarga semua, 2 orang udah punya anak, 4 orang belum), karena keyza ditawarkan untuk kami asuh. Siapa tahu sebenarnya mereka juga pengen rumahnya diramaikan oleh canda tawa anak-anak. Tapi akhirnya setelah dibicarakan dengan keluarga saya, keluarga saya setuju. Pertimbangannya karena Keyza udah kelas 1 SD, dan bukan bayi. Keluarga saya sebetulnya mempertimbangkan kesibukan dan pekerjaan saya yang lebih banyak di luar rumah daripada di dalam rumah. Akhirnya setelah Keyza wisuda Taman Kanak Kanak (TK), langsung kami jemput ke Dharmasraya (saking semangatnya saya untuk menjadi ibu).


Saya bersyukur sekali mendapat kesempatan dan pengalaman sebagai seorang ibu. Suatu pengalaman berharga yang tak tergantikan oleh apa pun. Apalagi pengalaman berkesan pertama kali keyza sesampai di Muara Bulian. Masih suasana liburan, hingga akhirnya bulan Julli mulai masuk Sekolah. Keyza kami sekolahkan di SDIT Aulia Muara Bulian. Keyza adalah anak yang cerdas, suka banyak bertanya (tidak puas dengan satu jawaban), tangannya rada 'gratilan' mungkin karena rasa penasarannya yang tinggi. Dan istimewanya, Keyza udah lancar membaca, menulis, berhitung, dan membaca Al Quran. Tapi ketika disuruh sholat, uiiiih, susah banget....
di postingan berikutnya insyaaAllah saya sambung lagi sebagai seri 'Parenting' berupa pengalaman pribadi saya selama interaksi dengan keyza, mengasuhnya, dan mengurus segala keperluannya seperti anak saya sendiri, serta mencurahkan kasih sayang berupa memberikan didikan (sesekali memarahi), membimbingnya belajar, menina-bobokkan, dan lain sebagainya. jadi ibu itu seru, seruuu banget....

>>>to be continued

Monday, October 13, 2014

PROGRAM BISA (BELAJAR ILMU SHARAF*) ~ BELAJAR BAHASA ARAB ONLINE UNTUK PEMULA

(*baca: Belajar Ilmu Shorof)


Umat Islam Indonesia patut bersyukur, karena selain Program ODOJ (One Day One Juz) yang berjalan via WhatsApp & BBM dalam rangka membumikan Al Qur'an dan membiasakan kontinuitas tilawah, kini telah ada terobosan baru yang juga bisa meningkatkan ukhuwah umat Islam dari segenap penjuru dalam dan luar negeri tanpa harus tatap muka/tak perlu belajar ke luar rumah, khususnya dengan tujuan memudahkan sekaligus mendisiplinkan kita dalam belajar bahasa Arab (bahasa Al Quran). Adalah Program BISA (Belajar Ilmu Sharaf) dan Program BINA (Belajar Ilmu Nahwu) yang diprakarsai oleh Ummu Razin & Abu Razin beserta rekan-rekannya. Mereka menggagas Program Belajar Bahasa Arab via WhatsApp. Meskipun menerapkan metode belajar jarak jauh, program ini mengutamakan kedisiplinan dan kesungguhan siswa-siswinya. Oiya, sebenarnya BISA merupakan singkatan dari Belajar Islam dan Bahasa Arab. Tapi khusus di blog ini saya tulis BISA = Belajar Ilmu Sharaf =))))


Saya termasuk salah satu dari ribuan peminat program ini. Hingga saat ini BISA telah berjalan sebanyak 8 Periode/Angkatan. Dan saya beruntung bisa terdaftar di angkatan 7, tergabung dalam Grup BISA 7-5 (Angkatan 7 Grup 5). Dari awal Program ini terlihat menarik & menantang, untuk belajar ilmu shorof, tiap angkatan membutuhkan waktu belajar efektif selama 2 bulan. Selanjutnya bagi yang udah lulus, bisa mendaftar sebagai musyrif/ah bagi angkatan-angkatan setelahnya. Dan saya, Alhamdulillah dengan seabreg kesibukan, telah berhasil mengikuti kegiatan ini hingga akhir, serta telah mengikuti ujian Lisan dan tulisan pada tanggal 28 September lalu, serta dinyatakan lulus dengan predikat Jayyidah. Ada penerapan Drop Out (DO) tiap pekannya bagi siswa/i yang tidak disiplin dalam mengerjakan tugasnya. Tiap pekan ada tugas lisan dan tulisan. Jika dalam 1 pekan tidak mengerjakan dua tugas tersebut sekaligus, akan di DO dan dikeluarkan (di-remove) dari Kelas (Group WA). Demikian pula bagi yang tidak mengerjakan 2 tugas berturut-turut selama 2 pekan, juga langsung di DO. Awalnya dag-dig-dug juga dengan sistem DO ini, karena tiap pekannya adaaaa aja teman seperjuangan yang di-DO. Bayangin aja, dari 30 peserta yang mengikuti kelas 7-5 sejak pekan percobaan, pada ujian akhir hanya tersisa 14 peserta. Dengan kata lain udah 16 orang yang di-Drop Out dari kelas yang saya ikuti. Berikut ini Kalender Akademik BISA Angkatan 7, padat banget lho ;)



Program BISA ini sangat tersistem dan terstruktur dengan baik, terpisah antara kelas ikhwan (laki-laki) dan kelas akhawat (perempuan). Tiap kelas ada 3 Musyrif/ah, Dari pekan pertama, tugas diberikan pada hari Ahad, dikerjakan dalam jangka waktu lebih kurang 6 hari, dan pengumpulan tugasnya tiap 10 orang mendapat 1 musyrifah. Tugas tertulis ditulis tangan, difoto, lalu dikirim via email paling lambat hari Jumat pukul 23.59. Biasanya tugas diberikan setelah Kelas Tanya-Jawab berlangsung. Tugas audio dengan cara merekam suara, lalu mengirimkannya ke musyrifah masing-masing via japri (baca: jalur pribadi) melalui WhatsApp. Untuk men-support proses belajar, ada diktat (buku pegangan) yang bisa kita download (setebal 165 halaman dalam bentuk PDF). Ada Dars Audio per bab (penjelasan dengan contoh yang lebih banyak/lengkap), sesekali ada video yang bisa kita download juga. Materi yang dipelajari di antaranya: Seputar Fi'il, Isim, dan huruf, Tashrif ishtilahiy (dari fi'il madhi, mudharriy, mashdar, isim fa'il, isim maf'ul, hingga nahyi), tashrif lughawy (muannats-mudzakkar), wazan dan mauzun, tsulatsy mujarrod, majhul-ma'lum, mentashrif (ishtilahiy) kata-kata yang ada di beberapa surah juz 28-30, dll. Total rinciannya: 21 Pelajaran, 10 tugas, dan 4 Tipe Ujian. Bersyukur sekali para musyrifahnya sangat baik dan ramah, jadi ketika kesulitan memahami tugas yang ada (secara siswa-siswi yg mengikuti program BISA ini rata-rata alumni Sekolah Umum), mereka bersedia membantu dengan mengirimkan beberapa foto2 yang bisa membuat siswa/i lebih mengerti. Biasanya dikirim ke grup 'obrolan grup' (di kelas saya, korlasnya membuat 1 grup lagi yang diberi nama 'Obrolan BISA 7-5') karena kelas utama biasanya tidak boleh digunakan untuk dialog di luar jam-jam yang ditentukan alokasinya berupa: untuk quiz (2 kali per pekan, dapat hadiah pula buat Juara I nya), pemanasan materi dan upload-download materi, dan kelas tanya jawab (Jika ada materi yang tidak dimengerti, dapat ditanyakan pada kelas ini, jadwalnya tiap ahad pukul 16.00-18.00). Pada saat kelas tanya-jawab berlangsung, tiap peserta(siswa/i) wajib hadir. Nilai tiap tugas akan diumumkan pada hari Senin pada pekan berikutnya. Oiya, ini nih cover diktat (ebook-nya):



Setelah ujian, siswa/i diminta untuk memberikan testimoninya terkait Program BISA. Rekan-rekan seperjuangan di Kelas 7-5 memberikan testimoninya dengan cara yang variatif. Ada yang memberikan puisi, pantun, kata2 menggugah, foto, card, dll. Seru dan alhamdulillah bermanfaat serta ada sertifikatnya. Mantap, tak sabar menunggu kelas nahwu (Program BINA~Belajar Ilmu Nahwu). Setelah BINA, ada kelas lanjutan yang gak kalah menantang: Belajar Aqidah dengan Nahwu dan Belajar Fiqih dengan Nahwu. Mantraffff, subhanallah...


Hal yang berkesan bagi seorang bunga adalah: selama beberapa pekan, dalam pengumpulan Tugas tertulis, saya nyaris selalu mengumpulkan tugas pada masa-masa toleransi (Hari Jumat pukul 18.01 - 23.59). Mengirimkan tugas tertulis di detik-detik terakhir, mungkinkah ini mengindikasikan bahwa saya ini termasuk salah satu dari sekian banyak orang yang produktif kalo udah kepepet, kreatif kalo udah deadline, mendadak jadi lebih cerdas kalo waktunya udah mepet? entahlah, yang jelas saya sering diingatkan musyrifah agar tidak membiasakan diri menunda-nunda pekerjaan hingga mendekati deadline. Mungkin dasar sayanya aja yang ngeyel, mengerjakan sesuatu hingga detik-detik deadline itu bagi saya memacu adrenalin. Sebenernya baik gak siyh buat kesehatan? hehehe. Tapi untuk program BISA ini, ada risiko yang harus ditanggung ketika kita mengirimkan tugas di detik-detik terakhir: Nilainya didiscount 20%, makanya di kelas 7-5, saya termasuk salah satu siswi yang nilainya sering didiscount. Batas waktu agar nilai tugas tidak didiscount adalah mengirimkan tugas pada hari Jumat pukul 18.00. Penerapan sistem discount nilai ini, Misalkan nilai 100, karena mengirimkan tugas di batas toleransi waktu, nilai 100 didiscount jadi 80. Jika tadinya nilai asli 80, maka setelah discount menjadi 64. Duuuh, sedihnya, tapi apa mau dikata, mulai pekan 3, tugasnya udah berlembar-lembar, sedangkan saya memiliki waktu luang tiap Jumat siang. Jumat siang baru start pengerjaan tugas, finished sekitar pukul 23.00 (tentunya karena diselingi juga oleh aktivitas rumah tangga). Terkadang ada kendala lain, pas lagi mepet2nya dikejar deadline, koneksi internet (modem) bermasalah, ya udah deh, kadang hanya terkirim setengahnya. Karena lewat dari pukul 23.59, tugas tersebut tidak akan diterima lagi. Pembelajarannya di sini adalah: Kerjakan tugas dengan mencicil dan jangan borongan. kalo ada yang tidak dimengerti, segera tanyakan. Kendati demikian, setidaknya di pekan percobaan Nilai tugas saya yang tertinggi di kelas, di pekan 1 dan pekan 2 masih rata-rata nilai tugas di atas 90. Mulai pekan 3, udah banyak discount-annya tuch. Apa pun itu, saya tetap mensyukuri dapat menjadi salah satu dari 14 siswi kelas 7-5 yang bertahan hingga garis finish. ^_~


Readers tertarik untuk ikut program BISA juga? Klik aja di: www.programbisa.com



Hamasah....!!!! ;)


Bungaaaaaa'2014

Memahami AMDAL melalui 33 Butir Pertanyaan

1. Apakah yang dimaksud dengan studi AMDAL, dan bagaimanakah kerangka berfikirnya, bagaimana sejarah pengelolaan lingkungan di dunia dan di Indonesia?

2. Mengapa pemahaman ekosistem digunakan sebagai dasar dalam melakukan kajian lingkungan?

3. Apakah yang dimaksud dengan pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development)?

4. Gangguan terhadap suatu rantai makanan akan berdampak pada rantai makanan yang lain, berikan pemahaman dan contoh nyata fenomena alam tersebut akibat terputusnya rantai makanan?

5. Apakah yang dimaksud dengan pengertian PEL, PIL, dan SEL?

6. Apakah yang dimaksud dengan AMDAL, UKL-UPL, dan SPPL? Apa perbedaan dari ketiga bentuk kajian lingkungan tersebut?

7. Apa saja peraturan perundang-undangan yang pernah ada di Indonesia? Sebutkan mulai dari Undang-Undang, Peraturan Pemerintah, Keputusan Menteri, Keputusan Kepala, hingga Keputusan Gubernur/Bupati/Walikota!

8. Peraturan Perundang-undangan yang ada di No.6, produk peraturan perundang-undangan manakah yang masih berlaku untuk dasar penyusunan kajian lingkungan di Indonesia?

9. Bagaimana melakukan penapisan tahap I, untuk mengetahui apakah suatu kegiatan wajib AMDAL atau kajian lingkungan yang lain, berikut dasar peraturan perundang-undangannya?

10. Apa pengertian dari Pemrakarsa Kegiatan, Penyusun AMDAL, Tim Teknis AMDAL, dan Komisi AMDAL?

11. Apakah yang dimaksud dengan Komisi AMDAL, dimana Komisi AMDAL dibentuk, apa tugas dan wewenang dari Komisi AMDAL? Sebutkan Peraturan Perundang-Undangannya!

12. Bila suatu Badan Usaha akan melakukan kegiatan, bagaimana mengarahkan kegiatan tersebut untuk melengkapi kajian lingkungannya?

13. Seluruh dokumen AMDAL terdiri dari KA-ANDAL, ANDAL, RKL, dan RPL? Berikan penjelasan masing-masing dokumen, arti dokumen, isi masing-masing dokumen, maksud dan tujuan dokumen-dokumen tersebut?

14. Dalam KA-ANDAL harus memuat Rona Lingkungan Awal, Tapak Proyek, Batas Administrasi, Batas Ekologis, dan Batas Wilayah Studi, Berikan pemahaman tersebut!

15. Sebelum dilakukan penyusunan AMDAL, perlu dilakukan sosialisasi kegiatan kepada masyarakat, sebutkan berbagai bentuk sosialisasi yang dapat dilakukan!

16. Legalisasi dokumen AMDAL merupakan syarat utama agar dokumen tersebut legal dan menjadi acuan bersama. Sebutkan siapa yang berhak untuk melakukan legalisasi, jelaskan pula siapa pihak yang akan melakukan legalisasi dokumen UKL dan UPL?

17. Berikan penjelasan kurun waktu penyusunan AMDAL, batas waktu legalisasi dan masa berlakunya dokumen AMDAL!

18. Sebutkan dan jelaskan sistematika KA-ANDAL, ANDAL, RKL, dan RPL!

19. Dalam proses penyusunan KA-ANDAL yang utama adalah merumuskan isu-isu pokok dirumuskan?

20. Apakah yang dimaksud dengan komponen lingkungan, sumber dampak, dan tahap dalam kegiatan proyek?

21. Dalam merumuskan isu pokok dikenal dengan 6 kriteria dampak penting, sebutkan kriteria tersebut dan jelaskan maksud dari masing-masingnya!

22. Dalam kajian AMDAL, kajian tidak hanya bersifat multi disiplin, tetapi juga interdisiplin, jelaskan maksud tersebut! Dan sebutkan tenaga ahli yang biasa terlibat dalam penyusunan AMDAL!

23. Setiap ahli penyusun AMDAL harus memiliki sertifikasi AMDAL, sebutkan klasifikasinya, dan wewenang dari setiap klasifikasi tersebut!

24. Dalam ANDAL interaksi antara komponen lingkungan yang terkena dampak dengan sumber dampak merupakan bentuk identifikasi dampak. Dampak dilakukan prediksi, evaluasi, dan mitigasi. Jelaskan maksud dari tahapan tersebut!

25. Sebutkan komponen lingkungan yang biasanya ditetapkan untuk kajian lingkungan!

26. Prediksi dampak dapat dilakukan dengan Metode Formal dan Metode Informal. Jelaskan dan sebutkan metode Formal dan metode informal tersebut, dan berikan contoh masing-masing!

27. Jelaskan berbagai metode untuk melakukan evaluasi dampak lingkungan!

28. Hasil dari evaluasi dampak akan dikelompokkan ke dalam dampak penting dan dampak tidak penting. Jelaskan pemahaman tersebut dan jelaskan pula bagaimana menyikapi kedua kelompok dampak tersebut!

29. Jelaskan berbagai bentuk mitigasi dampak lingkungan yang dapat diketahui!

30. Dalam menyusun RKL dan RPL, pembentukan matrik merupakan kunci, berikan contoh matrik untuk RKL dan RPL!

31. Sebutkan maksud dan tujuan UKL, UPL, dan sebutkan sistematikanya!

32. Bila seseorang telah menyusun UKL dan UPL, dan akan mengembangkan usahanya, kajian lingkungan apa yang akan dilakukan? berikan penjelasannya!

33. Bila terjadi konflik dengan masyarakat atau pihak lain, atau dampak dari kegiatan yang dilakukan, sementara dokumen AMDAL sudah ada, bagaimana menyikapi kasus tersebut? Jelaskan!

Nabi Khidir 'Alaihis Salam


Diriwayatkan dari Ubay bin Ka'ab R'A., ia berkata, Nabi S'AW bersabda, "Ketika Nabi Musa 'AS sedang berdiri berkhutbah di tengah-tengah Bani Israi'il, tiba-tiba

ditanya: Siapakah manusia yang terpandai? Jawabnya: Aku. Maka Allah menyalahkannya (Nabi Musa 'AS) karena tidak mengembalikan ilmu itu kepada Allah. Maka Allah

mewahyukan kepadanya bahwa ada seorang hamba-Ku di Majma'il Bahrain lebih pandai daripadamu. Nabi Musa bertanya: Ya Tuhan, bagaimanakah jika akan menemuinya? maka

(Nabi Musa 'AS) diperintah, bawalah ikan dalam keranjang, maka apabila hilang ikan itu, di situlah ia. Maka pergilah Musa bersama pelayannya Yusya' bin Nun, dan

membawa ikan dalam keranjang, sehingga ketika sampai di Shakhrah merasa lelah dan meletakkan kepala untuk tidur, tiba-tiba ikan keluar dari keranjang dan berjalan ke

laut, kejadian itu bagi Musa dan pelayannya merupakan sesuatu yang ajaib, maka berjalanlah keduanya sepanjang hari (siang) hingga malam. Dan ketika pagi Musa berkata

pada pelayannya: Hidangkan makanan kami, kami telah merasa lelah dari perjalanan ini, sebenarnya Musa tidak merasa lelah kecuali setelah melewati tempat tujuan yang

diberitahukan padanya. Maka jawab pelayannya: Tahukah ketika istirahat di Shakhrah maka aku lupa tentang ikan itu.

Musa berkata, itulah yang kami (kita) harapkan, maka kembalilah keduanya mengikuti jalan yang dilewati itu, tiba-tiba bertemu dengan seorang laki-laki yang sedang

berkemul dengan bajunya, lalu Nabi Musa memberi salam. Khidr bertanya: Dari manakah bumi asal salammu? Jawabnya: Aku Musa. Ditanya Nabi Khidir: Musa Bani Isra'il? Nabi

Musa menjawab: benar, dapatkah aku mengikutimu supaya kamu ajarkan kepadaku petunjuk Tuhan yang diajarkan kepadamu? Khidir menjawab: Kamu takkan sabar mengikuti aku,

yaa Musa, aku mendapat ilmu dari Allah yang tidak kamu ketahui, sedangkan kamu diberi ilmu yang tidak aku ketahui, sedangkan kamu diberi ilmu yang tidak aku ketahui.

Musa menjawab: InsyaaAllah kamu akan mendapatkan aku sabar, dan tidak akan menentang perintahmu. Maka berjalanlah keduanya di tepi laut, tiba-tiba ada perahu, maka

Khidir minta dari pemilik perahu supaya dapat membawa keduanya di atas perahu, karena pemilik perahu mengenal Nabi Khidir, maka diterimalah permintaan Nabi Khidir dan

mereka diangkut tanpa harus membayar ongkos. Tiba-tiba ada burung hinggap di tepi perahu dan minum seteguk atau dua teguk dari laut, maka Khidir berkata: Yaa Musa,

ilmumu dan ilmuku tidak mengurangi ilmu Allah kecuali sebagaimana air yang diminum oleh burung dari lautan ini. Kemudian Khidir mengambil salah satu lembar papan

perahu dan dicabutnya. Musa tidak tahan dengan hal itu dan segera berkata, Pemilik perahu telah membawa kita tanpa memungut ongkos, lalu kamu sengaja merusak dan

melobanginya, apakah kamu sengaja akan menenggelamkan pemiliknya?

Khidir menjawab: Tidakkah aku telah berkata kamu takkan sabar bersamaku? Musa berkata, maaf, jangan menyalahkanku karena aku lupa, dan dalam hal ini Musa memang lupa.

Maka turunlah keduanya dari perahu dan berjalan, tiba-tiba bertemu dengan seorang anak yang sedang bermain dengan kawannya, langsung dipegang khidir kepalanya lalu

dilepaskan dari badannya. Musa melihat kejadian itu langsung berkata: adakah anda membunuh jiwa yang suci tanpa pembalasan jiwa? Khidir menjawab:

Tidakkah aku berkata anda takkan sabar bersamaku? Tetapi Musa minta diizinkan terus mengikutinya dengan janji jika menegur lagi akan berpisah. Maka berjalanlah

keduanya sehingga sampai di suatu dusun dan mengharap makanan dari penduduknya, tetapi tidak seorang pun yang mau menjamu mereka. Tiba-tiba mereka melihat tembok

(dinding) rumah akan roboh, maka Khidir berusaha menegakkannya dengan tangannya. Musa langsung menegur: andaikan kamu suka, dapat mencari upah. Khidir berkata, inilah

saatnya perpisahan antara aku dan kamu.

Maka Nabi S'AW bersabda: "Semoga Allah Memberi rahmat kepada Musa, kami ingin andaikan ia tetap sabar sehingga banyak cerita kejadian antara keduanya (kejadian

berikutnya)." (HR. Bukhari-Muslim)


Sumber: Al-Lu' Lu' wal Marjan (Kumpulan Hadits Shahih Lengkap Bukhari-Muslim)

Sunday, October 12, 2014

JENIS AMDAL

Terdapat beberapa jenis AMDAL dimana masing-masing tergantung dari besaran dan ruang lingkup rencana kegiatan. Jenis AMDAL yang dikenal di Indonesia adalah sbb:

1) AMDAL Proyek Tunggal --> Studi kelayakan lingkungan untuk usaha atau kegiatan yang diusulkan hanya satu jenis kegiatan. Misalnya: Jalan Tol, PLTU, Lapangan Golf, Masjid Agung, Rumah Sakit, dsb. Pengelola kegiatan pada umumnya satu institusi, fungsi kegiatan bersifat terpisah dari kegiatan lain, umumnya berada pada satu hamparan ekosistem, dengan penanggung jawab satu instansi.

2) AMDAL Kawasan --> Studi kelayakan lingkungan untuk usaha kegiatan yang diusulkan dari berbagai kegiatan dimana AMDALnya menjadi kewenangan satu sektor yang membidangi. Contoh AMDAL Kawasan Industri, AMDAL kawasan pariwisata, dll. Dikelola oleh satu instansi yang membawahi beberapa kegiatan. Fungsi kegiatan merupakan satu kesatuan kegiatan dan lokasi dengan satu kesatuan sarana dan prasarana. Umumnya berada pada satu hamparan ekosistem, dengan satu instansi penanggung jawab.

3) AMDAL Terpadu Multi Sektor --> Studi kelayakan lingkungan untuk usaha yang diusulkan dari berbagai jenis kegiatan dengan berbagai instansi teknis yang membidangi. Kegiatan tersebut memiliki keterkaitan dalam perencanaan, pengelolaan, dan produksinya dikelola oleh satu pemrakarsa atau lebih. Misalnya pembangunan HTI dan Industri Pulp, permukiman terpadu, dsb.

4) AMDAL Regional --> studi kelayakan lingkungan untuk usaha kegiatan yang diusulkan yang terkait satu sama lain. Masing-masing menjadi kewenangan lebih dari satu instansi, terletak lebih dari satu kewenangan administratif dan lebih dari satu hamparan ekosistem...

Manajemen Lingkungan

Pengelolaan lingkungan dapat dilaksanakan bila telah dilakukan kajian secara menyeluruh. Pengelolaan lingkungan harus dilakukan dengan mengintegrasikan antara lingkungan fisik alami, manusia, dan sistem sosialnya. Perkembangan pemikiran ini mengandung konsekuensi bahwa pemahaman lingkungan tidak hanya sebatas lingkungan fisik akan tetapi juga aspek sosial ekonomi budaya serta politik masyarakat dalam suatu sistem waktu dan tempat yang khusus. Dalam memahami lingkungan memadukan pemikiran dan konsep ABC untuk menjelaskan tiga komponen lingkungan yang tidak terpisahkan yaitu Abiotik (A), Biotik (B), dan Culture (C).

Komponen A dan B menjelaskan tentang satu kesatuan lingkungan alami, sementara komponen C banyak berhubungan dengan kegiatan manusia. Memadukan ketiga aspek bukan perkara yang mudah dilakukan. Dalam pelaksanaan akan dihadapkan pada integrasi ketiga komponen yang dicirikan dengan munculnya: 1. Perubahan; 2. Ketidak pastian; 3. kompleksitas (Bakti Satiawan, 2003).

1) Perubahan. Perubahan ini terjadi dalam lingkungan sendiri. Dalam falsafah Jawa dikenal bahwa alam ini hidup, artinya bahwa disadari manusia atau tidak bahwa lingkungan alam kita, sebenarnya mengalami proses yang memungkinkan terjadinya perubahan komponen dan struktur alam. Dinamika perubahan alam harus dipahami sehingga manusia mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi dan mengarahkannya.

2) Kompleksitas. Kompleksitas diartikan sebagai keadaan di mana proses-proses perubahan lingkungan disebabkan oleh begitu banyak faktor, atau variabel, yang berada di luar manusia untuk memahaminya. Selama ini kita berpikiran bahwa seluruh perubahan dapat kita identifikasi, sehingga intervensi terhadap proses perubahan lingkungan dilakukan secara deterministik dengan target yang jelas. Bila kerangka pemikiran dikembalikan bahwa perubahan tidak semua dalam kemampuan manusia maka hal tersebut baru dapat dipahamkan adanya keterbatasan.

3) Ketidak pastian. Merupakan keadaan dimana proses perubahan lingkungan terjadi begitu dinamik, dan di luar jangkauan dalam memperkirakan atau melakukan prediksi. Prediksi perubahan lingkungan sifatnya masih semu dan belum menggambarkan seluruh variabel yang berpengaruh. Tingkat ketepatan di sini menjadi sulit ketika harus dilakukan pengelolaan lingkungan.


Perkembangan pemikiran ini mengandung konsekuensi bahwa kita harus memahami lingkungan secara holistik tidak terbatas pada aspek fisik alami semata, tetapi juga aspek sosial, ekonomi, budaya, serta politik masyarakat dalam suatu sistem waktu dan tempat yang khusus. Dalam beberapa tulisan, saat ini banyak dipakai konsepsi ABC yang menjelaskan tiga komponen lingkungan yang tak terpisahkan yakni Abiotik, Biotik, serta Culture.



Sumber: Buku 'Memahami Amdal'(Mursid Raharjo)

CONTOH KASUS KEGAGALAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN

Berikut ini salah satu contoh kasus yang mengabaikan rekomendasi AMDAL dan memberikan dampak secara global maupun nasional. Meskipun kasus tersebut telah lama terjadi, tapi dapat diambil sebagai pelajaran untuk pembangunan ke depannya:

Mega Proyek Lahan Gambut

Proyek Lahan Gambut Sejuta Hektar di Provinsi Kalimantan Tengah, dibangun pada saat Presiden Soeharto berkuasa. Merupakan kegiatan proyek dengan unsur politis dalam upaya mempertahankan swa-sembada beras. Kegiatan tersebut sangat prestisius dan tidak didukung kajian studi lingkungan AMDAL yang memadai. AMDAL dilakukan setelah kegiatan berjalan sehingga pertimbangan lingkungan menjadi sangat lemah. Pada saat itu direncanakan membangun 650.000 lahan sawah baru, dengan menempatkan 289.000 petani. Pada saat pembuatan sarana dan prasarana irigasi tidak memperhatikan karakteristik gambut sehingga dikhawatirkan akan menyebabkan kekeringan atau banjir. Kajian yang tidak memperhatikan flora dan fauna, sehingga berdampak terhadap keaneka ragaman hayati. Hasil yang diperoleh ternyata lahan gambut yang ada masih sangat muda dengan pH rendah, yang menyebabkan tanaman dapat tumbuh tapi tidak mau berbuah. banyak serangan hama, dan terjadi kegagalan panen. Kondisi saat ini proyek terlantar, petani sudah terlanjur ditempatkan, pemda Kalteng tidak mampu melanjutkan, sehingga terjadi kegagalan baik dari aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan.



Sumber: Buku 'Memahami AMDAL'